Dalam menawarkan opsi terbaik bagi perangkat IoT (Internet of Things), peran cloud computing tidak perlu diragukan lagi. Kerangka kerja berbasis cloud memudahkan developer untuk membuat, menerapkan, dan mengelola aplikasi mereka. Contoh pengelolaan termasuk berperan sebagai platform data aplikasi, mengembangkan aplikasi untuk diskalakan, mendukung jutaan interaksi pengguna, dan masih banyak lagi. Selain melakukan analisis, komputasi cloud berpotensi menyimpan sejumlah informasi berskala masif dan memaksimalkan teknologi visualisasi.
Sekarang ada lagi istilah yang semakin familiar: edge computing, yang bisa diartikan “di luar data center terpusat”. Dengan kata lain, segala software, utilitas dan analisis data komputasi digarap secara lebih dekat dengan end user. Edge computing berkaitan erat dengan IoT. Hal ini dipercaya menjadi langkah mundur dari paradigma cloud computing yang diagung-agungkan, di mana semua hal menarik terjadi di data center. Alih-alih menggunakan sumber daya lokal untuk mengumpulkan dan mengirim data ke cloud, keputusan diambil di mana server lokal berada.
Seperti telah kita diskusikan di artikel sebelumnya, perkembangan edge computing erat kaitannya dengan peningkatan penggunaan distributed cloud. Sementara itu, pemanfaatan distributed cloud pun telah kami bahas saat memandu Anda dalam perencanaan strategi multi-cloud. Kali ini, kita akan membedah perbandingan antara edge computing yang saat ini tengah naik daun, dengan cloud computing sebagai pemain lama. Perbandingan akan mencakup aspek-aspek umum, keuntungan, tantangan dan penggunaannya dalam industri.
Daftar Isi:
Cloud computing dan edge computing adalah dua teknologi berbeda yang tidak dapat saling menggantikan. Edge computing digunakan untuk memproses data yang sensitif terhadap waktu, sedangkan cloud computing dimanfaatkan untuk memproses data yang lebih fleksibel dengan waktu.
Jadi, bisa diambil kesimpulan bahwa Cloud Computing paling cocok untuk penyimpanan dan pemrosesan data berskala besar; menawarkan skalabilitas tinggi dan pengelolaan terpusat, tapi dengan potensi latensi dan biaya yang lebih tinggi.
Sementara itu, Edge Computing optimal untuk kebutuhan pemrosesan data real-time, berlatensi rendah di dekat sumber data, dengan manfaat pada kecepatan dan berkurangnya pemakaian bandwidth, di mana tantangannya terletak pada skalabilitas, keamanan dan pengelolaan.
Membandingkan keuntungan antara cloud dan edge computing seolah membandingkan kemapanan dan pendatang baru yang menjanjikan. Dari skalabilitas hingga keamanan, yuk kita urai bagaimana setiap pendekatan menjadi pilihan yang lebih baik bagi kebutuhan bisnis Anda.
Berikut perbandingan keuntungan menggunakan Cloud Computing dan Edge Computing bagi bisni:
Bagian ini akan menyelami perbandingan antara tantangan yang dihadapi cloud computing yang mapan, dan edge computing yang inovatif. Dari latensi hingga keamanan, kita akan ungkap bagaimana masing-masing teknologi menghadapi kompleksitas yang berbeda. Apakah cloud computing masih memimpin dalam mengatasi tantangan teknologi, atau apakah edge computing siap mengambil alih?
Berikut perbandingan tantangan yang dihadapi Cloud Computing dan Edge Computing untuk Anda antisipasi:
Seperti yang sejauh ini telah kita lihat, ada kelebihan dan kekurangan baik dalam menggunakan cloud computing secara mandiri, maupun dalam kombinasidengan edge computing. Tergantung pada situasi dan lingkungan, organisasi harus melihat berbagai kasus penggunaan dan memutuskan mana yang terbaik untuk mereka.
Di bawah ini kami sajikan perbandingan penggunaan antara Cloud Computing dan Edge Computing dalam operasional bisnis:
CBNCloud adalah salah satu pionir penyedia layanan cloud computing di Indonesia yang mengkhususkan diri dalam solusi cloud, web, mobile app, dan banyak area lainnya. Kami bangga menjadi mitra konsultasi cloud bersertifikasi dan memberikan solusi untuk tantangan bisnis Anda dengan tingkat keahlian yang tinggi. Jika Anda memiliki pertanyaan seputar implementasi solusi cloud, jangan ragu untuk menghubungi kami.