Sistem keamanan cloud, ancaman siber terus meningkat, sejalan dengan adopsi teknologi baru. Tahun 2025 diprediksi menjadi momen krusial dalam penguatan keamanan data dan infrastruktur digital. Berbagai tren keamanan cloud perlu diperhatikan oleh perusahaan guna melindungi sistem mereka dari ancaman yang semakin kompleks. Berdasarkan 2025 State of Cloud Security Report, berikut adalah tren keamanan cloud yang dapat diterapkan oleh perusahaan.
Model keamanan berbasis perimeter yang bersifat tradisional semakin ditinggalkan. Zero Trust Architecture (ZTA) menjadi pendekatan utama dalam meningkatkan keamanan cloud dengan prinsip “never trust, always verify”. Dalam implementasinya, ZTA mencakup:
Pada dasarnya Zero Trust Architecture (ZTA) bukan sebuah produk ataupun layanan yang ada dalam penyedia layanan cloud, melainkan pendekatan dalam merancang dan menerapkan serangkaian prinsip ketiga hal di atas. Sebagai antitesis dari yang sistem keamanan yang dibangun di belakang firewall perusahaan, model ZTA akan mengasumsikan pelanggaran dan memverifikasi setiap permintaan seolah berasalah dari jaringan yang tidak dapat dikontrol.
Terlepas darimanapun akses sumber daya berasal, model ZTA ini mengajarkan perusahaan untuk “jangan pernah percaya, selalu lakukan verifikasi”
Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) semakin diandalkan untuk mendeteksi ancaman siber secara real-time. Teknologi ini dapat:
Perlu diketahui bahwa teknologi ini sangat dipengaruhi oleh kualitas serta konfigurasi keamanan yang ketat. Proses pengintegrasian AI & ML ini juga wajib disertai dengan strategi keamanan yang kuat pula, meskipun sistemnya digunakan untuk meningkatkan keamanan cloud.
Karena tidak sedikit kasus serangan rekayasa sosial dan phishing pada tahun 2024 lalu yang memanfaatkan AI & ML. Karena dengan bantuan teknologi ini menjadi salah satu model berharga bagi oknum penjahat siber.
Sistem teknologi ini menggabungkan keamanan jaringan dengan teknologi cloud untuk memberikan perlindungan secara menyeluruh. Dengan menggunakan teknologi SASE, perusahaan dapat mengamankan akses pengguna ke sumber daya cloud tanpa harus bergantung pada pusat data on-premises.
Arsitektur keamanan yang menggabungkan antara WAN yang ditentukan oleh perangkat lunak (SD-WAN) dengan tumpukan keamanan berbasis cloud lainnya yang terkondolisasi yang menyertakan SWG, CASB, ZTNA, dan FWaaS.
SASE menggabungkan keamanan jaringan dan cloud untuk memberikan perlindungan menyeluruh dengan keunggulan:
Melihat dari trend ini yang meningkat pada tahun 2024, yaitu banyak perusahaan yang sudah mengadopsi SASE sebagai salah satu solusi utama dalam menjaga keamanan sistem cloud perusahaan.
Konsep berikutnya adalah confidential computing menjadi penting pada tahun 2025. Teknologi ini dapat melindungi data saat sedang diproses, bukan saat disimpan atau dikirim saja. Dengan Trusted Execution Environment (TEE) berbasis hardware, didukung oleh lingkungan yang aman dan terisolasi yang mencegah akses atau modifikasi aplikasi dan data yang tidak sah saat data dan aplikasi tersebut sedang digunakan.
Keamanan ini sangat krusial bagi sektor keuangan, kesehatan, dan pemerintahan, di mana data sensitif dalam jumlah yang sangat besar diproses setiap harinya.
Baca Juga: Menghadapi Ancaman Siber di 2025
Salah saat melakukan proses konfigurasi lingkungan cloud seringkali menjadi penyebab utama terjadinya kebocoran data. Maka dari itu perusahaan belakangan ini banyak menerapakan teknologi Cloud Security Posture Management (CSPR). Teknologi keamanan siber yang mengotomatisasikan dan menyatukan identifikasi serta perbaikan kesalahan konfigurasi dan risiko serangan siber di seluruh lingkungan infrastruktur yang digunakan oleh perusahaan.
Cloud Security Posture Management (CSPR) banyak digunakan untuk:
Mendeteksi dan memperbaiki konfigurasi yang salah
Memantau keamanan cloud secara real-time
Memastikan kepatuhan terhadap standar keamanan (ISO, GDPR, dll)
Staff keamanan dan tim DevOps/DevSecOps harus mengelola keamanan dan kepatuhan untuk semua komponen aplikasi asli cloud yang mereka terapkan di berbagai cloud penyedia - ratusan atau ribuan layanan mikro, fungsi tanpa server, kontainer, dan kluster Kubernetes.
Komputasi kuantum mampu memecahkan enkripsi tradisional, sehingga perusahaan mulai beralih ke post-quantum encryption sebagai solusi keamanan masa depan. Enkripsi ini dirancang agar tetap kuat bahkan terhadap serangan berbasis komputasi kuantum.
Perusahaan teknologi dan penyedia layanan cloud sudah mulai mengembangkan metode enkripsi baru untuk menghadapi ancaman ini.
Pemerinah dan regulator pada tahun 2025 akan meningkatan aturan terkait keamanan cloud, terutama di Indonesia. Regulasi yang mengatur hal ini meliputi Undang-Undang (UU) ITE, UU PDP, dan Peraturan Pemerintah (PP). Regulasi ini dibuat guna mengatur perlindungan data ribadi dan keamanan informasi.
Mewajibkan penyelenggara layanan cloud untuk menjaga privasi dan keamanan data pelanggan.
Memberikan hak pengguna untuk mengakses, mengubah, atau menghapus data.
Mewajibkan penyelenggara cloud untuk melaporkan insiden kebocoran data dalam waktu 72 jam.
Mengatur penyelenggaraan sistem elektronik dan transaksi elektronik di Indonesia
Mewajibkan penyelenggara sistem elektronik untuk menjamin keamanan informasi
Ancaman dari state-sponsored cyber-attacks semakin menjadi perhatian utama, terutama terhadap perusahaan dengan data strategis. Serangan ini sering kali menargetkan:
Infrastruktur cloud milik lembaga pemerintahan
Perusahaan yang bergerak di sektor teknologi dan manufaktur
Lembaga keuangan
Organisasi perlu menerapkan langkah-langkah keamanan proaktif, termasuk threat intelligence dan penetration testing secara berkala.
Teknologi AI-driven security kini digunakan untuk mendeteksi dan menangani ancaman lebih cepat. Beberapa manfaatnya antara lain:
Respon otomatis terhadap ancaman tanpa intervensi manusia
Analisis data yang lebih akurat untuk pencegahan serangan
Penguatan keamanan cloud melalui prediksi ancaman berbasis AI
Dengan otomatisasi berbasis AI, perusahaan dapat meningkatkan ketahanan keamanan cloud mereka terhadap serangan siber yang semakin kompleks.
Tahun 2025 membawa perubahan teknologi yang mengenai berbagai sektor bisnis, di sisi lain juga membawa berbagai tantangan dan inovasi dalam keamanan cloud. Dengan meningkatnya ancaman siber dan regulasi yang semakin ketat, penting bagi organisasi harus lebih proaktif dalam mengadopsi teknologi keamanan terbaru agar infrastruktur cloud tetap terjaga dari para pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dari Zero Trust hingga AI-driven security, tren ini menunjukkan bahwa keamanan cloud harus terus berkembang agar tetap efektif menghadapi ancaman baru.
Pastikan bisnis Anda selalu siap menghadapi tantangan keamanan cloud di 2025 bersama CBNCloud!