Pada artikel sebelumnya, kita sudah bersama-sama menyelami perbandingan antara teknologi hyperscale yang saat ini sedang in: hyperscale data center dan hyperscale computing.
Artikel kali ini akan lebih khusus membedah seluk beluk seputar hyperscale data center, jenis pusat data yang dirancang khusus untuk mengelola beban kerja yang sangat besar. Kita akan membahas tentang keuntungan dan tantangan dalam menggunakan pusat data hyperscale, serta latar belakang yang memunculkan jenis infrastrukturnya. Tidak hanya itu, kita juga akan membandingkannya dengan jenis data center lain yang lebih dulu populer.
Dalam era digital yang semakin kompleks dan berkembang pesat, hyperscale data center menjadi solusi untuk memproses, menyimpan, dan mengelola jumlah data yang sangat besar secara efisien. Yuk, simak lebih lanjut!
Daftar Isi
1. Apa Itu Hyperscale Data Center?
2. Apa yang Melatarbelakangi Kemunculan Hyperscale Data Center
3. Sejarah Hyperscale Data Center
4. Data Center Hyperscale di Antara Jenis Data Center Lain
5. Kelebihan dan Tantangan yang Dihadapi Masing-masing Data Center
6. Diskusikan Kebutuhan Data Center Anda Dengan CBNCloud
Apa Itu Hyperscale Data Center?
Hyperscale data center merupakan jenis data center yang dirancang untuk mengelola beban kerja yang sangat besar. Data center ini memiliki infrastruktur dan arsitektur yang dirancang secara khusus untuk dapat memperoses, menyimpan dan mengelola jumlah data yang luar biasa besar dengan efisien.
Keuntungan utama dari hyperscale data center adalah kemampuan untuk meningkatkan kapasitas dan skalabilitas. Data center ini dapat dengan mudah menambahkan sumber daya untuk memenuhi permintaan yang tumbuh pesat dan memproses volume data yang masif. Dengan demikian, hyperscale data center amat ideal bagi perusahaan yang membutuhkan infrastruktur andal untuk memproses data secara efisien.
Tidak hanya itu, hyperscale data center juga menyediakan tingkat keamanan yang sangat tinggi. Data center ini dilengkapi teknologi keamanan yang canggih seperti sistem deteksi ancaman dan perlindungan firewall, sehingga memberikan perlindungan terbaik untuk data penting yang disimpan.
Meskipun hyperscale data center menawarkan banyak keuntungan, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Satu di antaranya adalah biaya operasional yang tinggi, terutama dalam hal konsumsi energi. Data center ini membutuhkan pendingin dan sistem pemanas yang sangat kuat untuk menjaga suhu yang stabil, dan ini membutuhkan kapasitas energi yang signifikan.
Selain itu, hyperscale data center juga memerlukan tenaga kerja yang terampil dan ahli. Operasi data center yang kompleks membutuhkan staf yang terlatih dan berkualifikasi tinggi untuk menjalankan, memelihara, dan memperbarui infrastruktur dengan baik. Oleh karena itu, perusahaan yang ingin mengoperasikan hyperscale data center perlu memperhatikan biaya operasional dan faktor tenaga kerja yang terkait.
Secara keseluruhan, hyperscale data center adalah pilihan yang sangat menarik bagi perusahaan yang membutuhkan kapasitas dan skalabilitas yang besar dalam pengelolaan data mereka. Dalam menghadapi tantangan selanjutnya, perusahaan perlu memperhitungkan biaya dan memastikan staf mereka terlatih dengan baik dalam menjalankan operasi data center yang kompleks. Dengan strategi yang tepat, hyperscale data center dapat memberikan infrastruktur yang andal dan efisien untuk pengolahan dan pengelolaan data berjumlah masif.
Apa yang Melatarbelakangi Kemunculan Hyperscale Data Center
Hyperscale data center muncul sebagai respons terhadap peningkatan permintaan akan kemampuan pengolahan data yang besar dan kompleks dalam beberapa dekade terakhir. Pertumbuhan pesat dalam jumlah data yang dihasilkan oleh perusahaan dan pengguna individu telah menciptakan kebutuhan atas infrastruktur yang dapat menangani volume data yang sangat besar dengan efisien.
Pada awalnya, perusahaan menggunakan server dan data center tradisional untuk mengelola data mereka. Namun, semakin banyak perusahaan yang kesulitan dalam memproses volume data yang sangat besar dengan infrastruktur tradisional. Dalam beberapa kasus, mereka bahkan menghadapi masalah dengan keterbatasan daya pemrosesan dan penyimpanan data.
Kebutuhan ini memicu perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Amazon, dan Microsoft untuk memperkenalkan model hyperscale data center. Model ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam pengolahan data berskala masif. Hyperscale data center dapat menangani volume data yang sangat besar dengan cara yang lebih efisien dan terukur daripada data center tradisional.
Dengan munculnya internet, perusahaan dan pengguna individu membutuhkan lebih banyak data yang tersedia secara online, termasuk informasi, video, audio, dan gambar. Permintaan ini meningkatkan kompleksitas infrastruktur data center dan mendorong perusahaan untuk mencari cara untuk mengelola data dalam skala yang lebih besar.
Sejarah Hyperscale Data Center
Hyperscale data center telah menjadi kekuatan utama di dunia teknologi modern, memungkinkan perusahaan untuk mengelola volume data yang sangat besar dengan efisien. Namun, sebelum menjadi solusi pengolahan data terkemuka, hyperscale data center telah melalui perjalanan yang panjang.
Pada akhir tahun 1990-an dan awal 2000-an, Google menjadi salah satu pelopor hyperscale data center. Google merancang infrastruktur data center yang dapat menangani volume data yang sangat besar dengan efisien, menggunakan teknologi seperti komputasi terdistribusi, virtualisasi, dan sistem pendingin yang inovatif.
Namun, pada saat itu, hyperscale data center masih belum populer. Banyak perusahaan masih menggunakan infrastruktur data center tradisional. Namun, seiring dengan munculnya perusahaan teknologi besar seperti Amazon, Microsoft, dan Facebook, yang semuanya menggunakan hyperscale data center, permintaan untuk jenis infrastruktur data center ini meningkat secara signifikan.
Pada tahun 2011, Open Compute Project diluncurkan oleh Facebook, memperkenalkan desain hardware terbuka dan energi efisien untuk data center. Ini memungkinkan perusahaan untuk merancang data center mereka sendiri dengan biaya lebih rendah dan efisiensi yang lebih tinggi. Hal ini mendorong adopsi hyperscale data center di seluruh dunia, tidak hanya oleh perusahaan besar, tetapi juga oleh perusahaan kecil dan menengah.
Dalam beberapa tahun terakhir, hyperscale data center telah menjadi norma dalam dunia teknologi. Banyak perusahaan beralih dari infrastruktur data center tradisional ke jenis infrastruktur yang lebih efisien dan terukur ini.
Data Center Hyperscale di Antara Jenis Data Center Lain
Hyperscale data center menjadi satu dari sejumlah data center yang tersedia di industri saat ini. Bahkan, pusat data ini menjadi sangat populer berkat kemampuannya untuk menangani sejumlah besar data berikut skalabilitasnya.
Dengan skalanya yang raksasa dan kemampuannya untuk menangani sejumlah besar lalu lintas data, data center model ini biasanya dimiliki dan dioperasikan oleh cloud provider besar seperti Google, Amazon dan Microsoft.
Tidak seperti data center tradisional, data center hyperscale dibangun menggunakan commodity hardware dan software yang dapat menghemat biaya dan meningkatkan skalabilitas. Desainnya juga sangat hemat energi dengan memanfaatkan teknologi seperti virtualization, software-defined network, dan sistem pendinginan yang canggih.
Data center ini umumnya digunakan untuk cloud computing, pemrosesan big data, dan aplikasi hasil high-performance computing (HPO). Terkait bisnis, karateristiknya ideal untuk layanan yang membutuhkan kemampuan analisis, pemrosesan dan penyimpanan data berskala besar, misalnya perusahaan e-commerce dan platform media sosial.
Jenis data center lain – enterprise, colocation, cloud, managed service, dan edge -- masing-masing mempunyai tujuan dan karateristik masing-masing. Memilih jenis data center yang tepat tergantung pada banyak faktor, termasuk kebutuhan bisnis, bujet, dan persyaratan skalabilitas.
Kelebihan dan Tantangan yang Dihadapi Masing-masing Data Center
Setelah mengetahui karakteristik setiap data center termasuk jenis hyperscale, sekarang kita menyelami kelebihan dan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing pusat data, dilihat dari kacamata pengguna. Hal ini relatif diperlukan untuk menentukan tipe yang paling tepat bagi keperluan dan persyaratan bisnis Anda.
Jenis Data Center | Kelebihan | Tantangan |
Enterprise Data Center |
|
|
Colocation Data Center |
|
|
Cloud Data Center |
|
|
Managed Service Data Center |
|
|
Edge Data Center |
|
|
Hyperscale Data Center |
|
|
Intinya, jenis data center terbaik untuk bisnis tergantung pada kebutuhan, bujet, dan persyaratan TI perusahaan Anda. Data center managed service menawarkan biaya lebih rendah dan pengalihdayakan manajemen TI, sementara data center edge menjanjikan latency rendah dan kendali lebih baik atas sumber daya. Data center hyperscale membidik kapasitas dan skala masif, tapi memerlukan biaya tinggi dan kendali terbatas terhadap infrastrukturnya.
Diskusikan Kebutuhan Data Center Anda Dengan CBNCloud
Setelah membaca pemaparan kami terkait hyperscale data center di atas, kami harap Anda memperoleh titik terang untuk memilih yang paling dibutuhkan oleh bisnis Anda saat ini. Sebagai cloud provider yang sudah 10 tahun melayani pelanggan dengan dukungan cloud expert berpengalaman, CBNCloud bersama mitra hyperscaler kami siap mendampingi Anda untuk mengoptimalisasi bisnis melalui data center hyperscale.
Tidak hanya teknologi hyperscale, tentunya Anda selalu dapat menghubungi kami untuk memperoleh solusi berbasis-cloud terbaik bagi pengembangan bisnis Anda. Berinteraksi dengan tim Sales dan Support kami sesederhana mengirimkan email, mengisi formulir permintaan layanan, atau menelepon Call Center. Jika Anda tidak memiliki tim pendukung internal untuk mengikuti perkembangan teknologi cloud yang terus bergerak maju, jangan khawatir, kami pun siap mendampingi Anda dalam solusi Managed Services kami.
Jadi tunggu apa lagi?
Nikmati kemudahan bertransformasi digital bersama CBNCloud, optimized to simplify your life.(put)