Infrastruktur hyperscale cloud computing telah menjadi elemen kunci dalam era digital modern. Perusahaan besar seperti Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure dan Google Cloud Platform (GCP) menggunakan teknologi ini untuk menyediakan layanan komputasi awan tingkat tinggi bagi pelanggan mereka.

Cloud computing memberikan kebebasan kepada perusahaan untuk menjalankan beban kerja sesuai permintaan saat diperlukan, serta hanya membayar sumber daya yang terpakai. Sumber daya tersebut dapat berhubungan dengan daya pemrosesan (compute), dan dapat bersifat tidak tetap atau berkelanjutan.

Sebagai contoh, sebuah website e-commerce perlu dapat diakses selama 24 jam sehari. Hal ini memerlukan daya pemrosesan yang berkelanjutan. Jika terjadi situasi di mana penggunaan meningkat tajam, misalnya pada momen hari raya untuk dagangan eceran, cloud computing memungkinkan website tersebut untuk meningkatkan kapasitas pemrosesan tambahan dengan lancar. Kriteria yang sama juga berlaku untuk penyimpanan data, pemrosesan basis data, dan kebutuhan aplikasi lainnya.

Jika cloud computing menawarkan skalabilitas (menambah daya sesuai kebutuhan) dan elastisitas (menyesuaikan skala secara on-demand), maka apa bedanya cloud computing dan hyperscale computing? Secara umum, hyperscale menambahkan ketersediaan global dan, setidaknya, kesan dari skalabilitas yang hampir tak terbatas.

Daftar Isi
1. Apa Itu Hyperscale?
2. Hyperscale vs Hyperscaler
3. Siapa yang Membutuhkan Hyperscale?
4. 4 Langkah Menjadi Hyperscaler
    4.1. Mengenal Beban Kerja Infrastruktur
    4.2. Mengenali arsitektur aplikasi dan/atau data
    4.3. Memilih penyedia layanan
    4.4. Otomatisasi
5. Perancangan Infrastruktur Hyperscale Cloud Computing di CBNCloud
    5.1. CBNCloud Sudah Menjadi AWS Partner
    5.2. Pengalaman dan Keahlian
    5.3. Infrastruktur yang Andal
    5.4. Dukungan dan Layanan Pelanggan

Apa Itu Hyperscale?

Secara umum, hyperscale computing menandakan bahwa data center memiliki kekuatan komputasi super, jumlah penyimpanan masif, dan jaringan luas. Dalam komputasi hyperscale, Anda dapat dengan mudah meningkatkan skala, bukan hanya dari satu menjadi beberapa server, tetapi dari beberapa ratus menjadi ribuan server. Ketersediaan komputasi dan otomatisasi menjadi dua bagian penting dalam penyediaan dan pengendalian sumber daya. Dalam komputasi hyperscale, otomatisasi adalah koentji.

Untuk pengertian dan penjelasan lebih lengkap mengenai hyperscale cloud computing, kami pernah membahasnya di sini.

Tingkat penambahan ini memerlukan arsitektur yang pas di level data center. Server murah dan sederhana dianggap sudah lumrah menggantikan sistem rack yang lebih kompleks di data center tradisional. Sejumlah data center menggunakan infrastruktur jaringan yang unik (contohnya jaringan Google Jupiter—dengan bandwidth 1 petabit di dalam satu data center). Selain itu, tentu saja, data center wajib dilengkapi dengan pasokan daya untuk puluhan ribu hingga jutaan server. Beberapa data center memiliki daya sampai beberapa megawatt. Salah satu data center Google di Belanda sudah meneken kontrak untuk menggunakan seluruh pasokan 62 megawatt dari sebuah pembangkit listrik tenaga angin setempat.

Kami juga pernah mendiskusikan hyperscale data center, di mana penjelasan yang komprehensif dapat Anda ikuti di sini.

Sebagian besar pemrosesan dan penyimpanan, juga mayoritas komunikasi antarproses akan berlangsung di dalam satu data center tersebut. Akan terjadi redundansi di antara data center yang bisa jadi melibatkan sedikit keterlambatan (latensi). Akan tetapi, komputasi hyperscale pada umumnya berada di satu lokasi fisik. Redundansi dan ketersediaan global merupakan bagian integral dari komputasi hyperscale.

Hyperscale vs Hyperscaler

"Hyperscale" adalah istilah umum yang mengacu pada kemampuan suatu sistem atau infrastruktur untuk menangani skala tugas yang sangat besar. Oleh karena itu, istilah “hyperscaler” biasanya merujuk pada beberapa korporasi level hyperscale yang memiliki data center berskala masif di seluruh dunia. Umumnya, perusahaan ini merupakan penyedia cloud seperti Amazon Web Services (AWS), Google Cloud Platform (GCP) dan Microsoft Azure. Akan tetapi, “hyperscaler” tidak terbatas pada cloud provider. Facebook, Apple dan Netflix, misalnya, juga mempunyai data center berskala besar yang digunakan untuk menyediakan layanan dan mendukung operasi internal.

Dari beberapa perusahaan yang umum disebut “hyperscaler” ini, mereka yang mengelola lebih dari 15 juta server disebut sebagai Tier 1 atau Mega Hyperscaler. Tier 2 bisa saja diisi oleh Operator Software as a Service (SaaS), seperti SAP dan Salesforce, dengan kebutuhan sumber daya sekitar 500.000 server yang tersebar di berbagai data center mereka. Bisa dihat bahwa bahkan dalam hal hyperscaler, terdapat perbedaan besar antara Tier 1 dan Tier 2. Jadi, tinggal tentukan saja di titik hyperscale mana perusahaan Anda ingin dikenal.

Siapa yang Membutuhkan Hyperscale?

Ketika mencermati masifnya skala tugas yang biasa ditangani hyperscale, Anda mungkin bertanya-tanya siapa pula, selain korporasi raksasa dengan modal tak terbatas, yang akan pernah memerlukan layanan ini. Eits, jangan salah. Seiring dengan pertumbuhan repositori data, di mana bisnis semakin banyak memanfaatkan kecerdasan buatan dan machine learning, serta semakin banyak pegawai potensial yang memilih sistem kerja remote, kebutuhan akan sumber daya komputasi pun akan semakin meningkat.

Sejak adanya internet, kita telah memindahkan beban kerja yang skalanya sederhana ke website. Cloud computing menjadi evolusi yang nyata ketika kebutuhan pemrosesan semakin besar dan data menjadi lebih kompleks. Di era big data, komputasi hyperscale adalah the next evolution. Sementara organisasi raksasa, misalnya perusahaan multinasional besar dan bank nasional telah mendekati level hypescale, kemunculan Information Age mendorong banyak bisnis untuk menjadikan data sebagai penawaran utama.

Dengan menggabungkan kebutuhan mengakumulasi data dengan mudah dan persyaratan pemrosesan yang tinggi untuk Artificial Intelligence (AI) dan machine learning, bahkan organisasi sekelas startup pun mungkin ingin memanfaatkan komputasi hyperscale.

4 Langkah Menjadi Hyperscaler

Langkah pertama untuk menjadi hyperscaler adalah kemampuan berinvestasi sekitar $10-20 miliar demi membangun data center baru. Wow sekali, bukan? Karena tidak semua pihak mampu mencapai poin ini, berikut beberapa jalan pintas yang barangkali lebih mudah untuk diaplikasikan.

1. Mengenali beban kerja infrastruktur Anda

Apakah perlu memproses data berjumlah besar? Mengubahnya? Kerap menggunakan AI (Artificial Intelligence) dan Machine Learning (ML)? Apakah menawarkan SaaS, oleh karena itu perlu meningkatkan skala untuk pertumbuhan pengguna? Perlukah skala ditingkatkan untuk pemrosesan final? Jika Anda tidak perlu meningkatkan skala hingga ribuan node per pemrosesan, maka Anda tidak memerlukan komputasi hyperscale.

2. Mengenali arsitektur aplikasi dan/atau data

Berhubung harga teknologi hyperscale tidak murah, begitu kebutuhan bisnis tidak lagi dapat diakomodir oleh skala cloud computing standar, Anda perlu memastikan beban kerja ditangani oleh arsitektur yang tepat. Hyperscale lebih sesuai untuk aplikasi yang berorientasi layanan, terutama micro-services, daripada aplikasi monolitik. Jika proses Anda berbasis pada API, kemungkinan Anda berhasil dalam menerapkan hyperscale relatif lebih besar.

Jika kebutuhan utama Anda berfokus pada data, barangkali Anda tertarik memanfaatkan pemrosesan terdistribusi. Jika Anda sebagian besar menggunakan database relasional standar, atau bahkan database berskala besar berorientasi kolom (column-oriented), tidak akan mudah untuk beralih ke hyperscale. Meskipun banyak data dapat diskalakan dengan baik, ribuan node dalam sebuah database relasional bisa menimbulkan masalah.

3. Memilih penyedia layanan

Tentu saja besar kemungkinan Anda tidak akan membangun data center sendiri. Namun, untungnya, ada beberapa penyedia layanan yang dapat membantu Anda level up ke skala hyperscale. Pilihlah provider yang memiliki sumber daya yang Anda perlukan. Selain itu, pastikan tim Anda mempunyai alat dan keterampilan yang diperlukan untuk menjalankan platform hyperscale mereka. Azure, AWS dan GCP – semuanya pilihan yang bagus dengan penawaran komputasi dan penyimpanan hyperscale. Anda dapat memilih antara mesin virtual (VM), container, serverless, dan beberapa pilihan otomatisasi.

Jika Anda berfokus pada data dan ingin basis utamanya pada SQL, maka Google Cloud Platform (GCP) sepertinya menjadi pilihan ideal. Google BigQuery – gudang data tanpa server – dapat diskalakan secara transparan di ribuan server. Untuk fokus data yang lebih berorientasi pada non-SQL, Amazon Web Services (AWS) dan Microsoft Azure (juga GCP) menawarkan pemrosesan berbasis file dalam skala besar (seperti Apache Hadoop). Semuanya adalah pilihan yang oke dengan banyak opsi.

4. Otomatisasi

Infrastruktur Anda tidak dapat diskalakan ke ribuan server/node tanpa lingkungan yang sepenuhnya otomatis. Jenis otomatisasi yang dibutuhkan setidaknya sebagian tergantung pada arsitektur solusi yang Anda ambil. Dalam lingkungan database tanpa server, seperti BigQuery dari Google, peningkatan skala akan menggunakan kapasitas sumber daya yang bersedia Anda bayar. Tidak ada kebutuhan untuk campur tangan sama sekali.

Dalam lingkungan container, aplikasi dan semua dependensinya akan diotomatisasi melalui penulisan script awal. Semua cloud provider utama menyediakan beberapa pilihan untuk orkestrasi container. Virtual Machine (VM) dan pemrosesan berbasis file memerlukan konfigurasi otomatisasi yang lebih banyak daripada alternatif lainnya. Meskipun kinerjanya tidak bermasalah, dan dalam banyak kasus penggunaannya bahkan lebih baik daripada kofigurasi container dan tanpa server, tetapi kedua cara tersebut memerlukan analisis tambahan sebelumnya dan, mungkin, perubahan arsitektur.

Perancangan Infrastruktur Hyperscale Cloud Computing di CBNCloud

Membangun dan merancang infrastruktur hyperscale cloud computing adalah tugas yang kompleks dan membutuhkan pemahaman mendalam tentang teknologi dan kebutuhan bisnis. Oleh karena itu, penting untuk bekerja sama dengan mitra yang terpercaya dan berpengalaman dalam bidang ini.

CBN Cloud adalah salah satu penyedia layanan infrastruktur cloud yang telah membangun reputasi sebagai pemimpin industri. Mengapa CBN Cloud adalah pilihan yang tepat untuk membangun dan merancang infrastruktur hyperscale cloud computing Anda?

1. CBNCloud Sudah Menjadi AWS Partner

Sebagai salah satu AWS partner terpercaya, CBNCloud menyediakan layanan dan solusi berbasis AWS kepada pelanggan. Dengan pengetahuan mendalam tentang AWS, kami siap memfasilitasi Anda dengan inovasi teknologi terkini dan rangkaian solusi menyeluruh dari hulu ke hilir.

2. Pengalaman dan Keahlian

CBN Cloud telah beroperasi dalam industri teknologi informasi dan komunikasi selama bertahun-tahun. Mereka memiliki tim yang terdiri dari para ahli yang berpengalaman dalam merancang dan membangun infrastruktur hyperscale cloud computing. Dengan pemahaman yang mendalam tentang teknologi terkini dan tren industri, CBN Cloud dapat memberikan solusi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.

3. Infrastruktur yang Andal

CBN Cloud telah berinvestasi dalam infrastruktur modern dan canggih untuk mendukung kebutuhan hyperscale cloud computing. Pusat data mereka dilengkapi dengan teknologi tinggi, seperti sistem pendingin terkini, keandalan listrik yang tinggi, dan keamanan fisik yang ketat. Hal ini memastikan bahwa infrastruktur Anda akan berjalan secara optimal dan terhindar dari risiko downtime yang dapat merugikan bisnis Anda.

4. Dukungan dan Layanan Pelanggan

CBN Cloud memiliki tim dukungan teknis yang siap membantu Anda dalam merancang, membangun, dan mengelola infrastruktur hyperscale cloud computing Anda. Mereka menyediakan layanan pelanggan yang responsif dan memberikan solusi yang tepat waktu untuk setiap pertanyaan atau masalah yang mungkin Anda hadapi. Dukungan yang tanggap dan berdedikasi akan memastikan pengalaman yang mulus dalam perjalanan Anda menuju infrastruktur cloud yang sukses.

Jadwalkan meeting dengan kami untuk membahas rangkaian solusi cloud menyeluruh yang dirancang khusus untuk perusahaan Anda. Apa pun kebutuhan cloud Anda, berinteraksi dengan tim Sales dan Support kami sesederhana mengirimkan email, mengisi formulir permintaan layanan, atau menelepon Call Center.

Jadi tunggu apa lagi?

Nikmati kemudahan bertransformasi digital bersama CBNCloud, optimized to simplify your life.(put)

HUBUNGI KAMI:
sales@cbncloud.co.id
+6221 2996 4977 ext. 6800
cbncloud.co.id

Kami Ada untuk Anda

Call Center

Hubungi Tim Sales kami untuk tentukan jadwal presentasi.

Support

Tim Technical Support kami yang berpengalaman dan tersertifikasi selalu siap membantu Anda hanya dengan sekali klik atau panggilan telepon. Kapan pun, di mana pun.

Member Center

Masuk sebagai member dan nikmati beragam solusi kami untuk bisnis Anda.