Migrasi ke Cloud Adalah Awal: Apa Langkah Selanjutnya Setelah Sukses Migrasi?

Migrasi ke Cloud Adalah Awal: Apa Langkah Selanjutnya Setelah Sukses Migrasi?

 

Masih banyak bisnis/perusahaan yang menganggap bahwa migrasi ke cloud adalah puncak kesuksesan transformasi digital dan berhenti hanya sampai di situ. Padahal bermigirasi ke lingkungan cloud adalah langkah awal yang memerlukan strategi lanjutan pasca migrasi dilakukan. Tanpa adanya strategi ini, organisasi/perusahaan akan menambah resiko tambahan, seperti pembengkakan biaya, sistem cloud yang tidak optimal, sampai hilangnya manfaat yang dicari dari teknologi cloud itu sendiri. 

 

Bagaimana menyusun strategi lanjutan pasca migrasi ke cloud ini dilakukan? Blog kali ini akan membahas tentang langkah lanjutan setelah sukses melakukan migrasi. 

 

Evaluasi Kembali Arsitektur dan Performa Workload 

Setelah migrasi dilakukan dan data berhasil dipindahkan meskipun tanpa adanya kendala, penting untung melakukan evaluasi ulang terhadap arsitektur sistem yang digunakan dan performa workload pasca migrasi dilakukan. Tidak sedikit perusahaan yang menerapkan metode lift-and-shift yaitu proses migrasi yang melibatkan pemindahan data dari lingkungan on-premise ke sistem cloud, tanpa adanya perubahan yang sigfinikan.  

 

Hal yang wajib diperhatikan dalam mengevaluasi arsitektur setelah melakukan migrasi yaitu: 

 

  1. Efektivitas Workload 

Workload berjalan efektif dan efisien merupakan salah satu tolak ukur bahwa sistem cloud yang berjalan sesuai dengan ekspektasi perusahaan/organisasi. Maka perlu untuk melakukan pengecekan pasca pelaksanaan migrasi.  

 

  1. Lattency & Bottleneck 

Poin selanjutnya adalah lattency, salah satu faktor yang mempengaruhi pengalaman pengguna dalam mengakses data, menjalankan aplikasi, ataupun memuat halaman web. Penting bagi perusahaan/organisasi untuk menjaga lattency yang stabil agar aplikasi yang berjalan di atas cloud berjalan dengan mulus.  

 

Selain lattency penting bagi untuk mencocokkan antara jaringan dan juga sumber daya cloud (vCPU, memori, dan penyimpanan) dengan kecepatan bandwidth yang dapat membatasi kemampuan sistem untuk memproses data, dan menyebabkan aplikasi berjalan lebih lambat. 

 

Dengan memahami kemampuan lattency dan juga mencegah terjadinya bottleneck melalui evaluasi rutin, sehingga perusahaan/organisasi dapat memastikan migrasi cloud yang lancar dan kinerja aplikasi optimal pasca migrasi.  

 

  1. Manfaatkan Fitur Native-Cloud 

Teknologi cloud native merupakan teknik membangun, melakukan deployment, dan mengelola aplikasi modern di lingkungan cloud yang berbasis perangkat lunak. Dalam pengaplikasiannya, perusahaan/organisasi menggunakan alat dan teknik modern yang dapat mendukung jalannya perkembangan aplikasi pada infrastruktur cloud. Pengaplikasian cloud native ini menggunakan beberapa pendekatan, yaitu: 

 

  1. Meningkatkan Efisiensi 

Cloud native applications menghadirkan praktik yang canggih dari DevOps dan Content Delivery Network (CDN) sehingga meningkatkan efisiensi. Pengembang menggunakan alat otomatis, layanan cloud, dan desain yang modern sehingga pembuatan aplikasi dapat diskalakan lebih cepat.

 

  1. Mengurangi Biaya 

Dengan mengaplikasikan pendekatan cloud native dapat mengurangi biaya operasional, karena perusahaa/organisasi tidak memerlukan biaya investasi dalam pengadaan dan pemeliharaan infrastruktur fisik yang sangat mahal. Dan pengguna dapat membayar sumber daya yang benar-benar digunakan oleh aplikasi yang digunakan (pay-as-you-go).

 

  1. Meningkatkan Skalabilitas 

Penggunaan pendekatan cloud native mempermudah perusahaan/organisasi dalam menaikkan atau menurunkan sumber daya aplikasi pada saat terjadi lonjakan traffic dalam periode tertentu untuk memberikan pengalaman positif bagi pelanggan. Didukung dengan penggunaan teknologi kontainer dan layanan cloud

 

Optimalkan Biaya Operasional Cloud 

Pasca melakukan migrasi dari lingkungan on premise ke lingkungan cloud, perusahaan/organisasi perlu merancang skema pengoptimalan biaya (cost management) dengan merencanakan, menganalisis, dan mengurangi pengeluaran untuk memaksimalkan investasi cloud. Proses ini sangat penting untuk memastikan perusahaan/organisasi tidak mengeluarkan biaya berlebih saat menggunakan layanan cloud. 

 

Ada beberapa langkah dan strategi dalam mengelola biaya cloud secara efektif pasca migrasi: 

 

  1. Menekan Biaya 

Suatu perusahaan/organisasi saat akan melakukan proses migrasi cloud tentunya sebagai salah satu upaya untuk melakukan efisiensi biaya operasional IT, akan tetapi jika tidak dikelola dengan maksimal dan manajemen yang matang justru akan menimbulkan pembengkakan biaya diluar anggaran.

 

  1. Optimasi Sumber Daya 

Memaksimalkan cost management dapat membantu perusahaan/organisasi dalam memantau penggunaan sumber daya cloud agar tidak terbuang sia-sia, sehingga potensi pembengkakan biaya akan semakin terminimalisir.

 

  1. Meningkatkan Visibilitas 

Dengan adanya cost management yang baik, perusahaan/organisasi akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana penggunaan cloud dibelanjakan, termasuk siapa yang menggunakan sumber daya cloud apa.

 

  1. Perkiraan Anggaran (Forecasting) 

Cost management memungkinkan perusahaan/organisasi untuk membuat perencanaan anggaran biaya cloud yagn lebih akurat di masa mendatang, berdasarkan data pemakaian yang sudah ada sebelumnya.

 

  1. Mencegah Pembengkakan Biaya 

Memantau biaya pemakaian sumber daya cloud secara teratur dan menetapkan batasa biaya pengeluaran, perusahaan/organisasi dapat mencegah pengeluaran biaya yang tak terkendali. Cara lain yang bisa dilakukan dalam melakukan optimalisasi biaya yaitu dengan: 

 

  • Gunakan reserved instance atau saving plans untuk workload yang sudah stabil. 

  • Nonaktifkan resource yang idle atau hanya digunakan di jam tertentu. 

  • Implementasi tagging policy untuk pelacakan biaya berdasarkan divisi atau proyek. 

  • Aktifkan notifikasi biaya untuk mencegah over budget. 

 

Baca juga: 5 Strategi Efektif Optimasi Cloud Resource

Memastikan Keamanan dan Kepatuhan Data 

Dalam proses perpindahan dari lingkungan on premises ke lingkungan cloud bukan hanya sekedar peningkatan performa kinerja, tetapi juga tentu ada perubahan sistem keamanan. Pada lingkungan cloud pendekatan sistem keamanan bergeser dari perimeter-based menjadi zero-trust.  

 

Agar proses migrasi cloud berjalan aman dan lancar, langkah strategis yang bisa diterapkan dalam memastikan keamanan dan kepatuhan data adalah: 

 

  1. Cloud Security Assessment 

Sebelum migrasi dilakukan langkah yang perlu diambil adalah melakukan evaluasi keamanan terhadap infrastruktur yang sudah berjalan di perusahaan/organisasi Anda dan rencana konfigurasi pada saat berpindah ke sistem cloud.

 

  1. Terapkan Enkripsi Data 

Pastikan saat proses pengiriman ataupun penyimpanan, data sudah terenkripsi menggunakan algoritma modern. Hal ini perlu dilakukan untuk menjamin keamanan data saat proses pemindahan dilakukan, terhindar dari ancaman serangan siber.

 

  1. Audit Kepatuhan Data 

Lakukan verifikasi yang ketat terhadap penyedia layanan cloud yang akan digunakan, pastikan bahwa organisasi/perusahaan tetap memenuhi standar industri yang berlaku meskipun sudah berpindah ke lingkungan cloud. Seperti standar keamanan ISO 27001, GDPR, atau HIPAA sesuai industri Anda.

 

  1. Identity & Access Management (IAM)  

Gunakan sistem pengelolaan identitas dan akses yang ketat, termasuk Multi-Factor Authentication (MFA) dan Single Sign-On (SSO).

 

Baca juga: Pentingnya Two-Factor Authentication untuk Meningkatkan Lapisan Keamanan

 

  1. Penetration Testing 

Setelah melakukan migrasi ke cloud lakukan cloud pentesting untuk menguji ketahanan sistem cloud yang di deployment terhadap potensi serangan siber secara nyata.

 

 Baca juga: Keamanan Cloud di 2025: Menghadapi Ancaman Serangan

 

Meningkatkan Kapasitas Tim Internal 

Proses migrasi cloud tidak dapat terlepas pemeliharaan dan pemantauan secara berkala, maka penting bagi tim internal perusahaan/organisasi meningkatkan kapasitas dan proses tim internal agar dapat memanfaatkan sepenuhnya potensi cloud.

 

Migrasi ke cloud hanya dapat bekerja optimal jika diikuti dengan peningkatan skill dan cara kerja tim IT. Karena cloud bukan sekedar perpindahan platform baru, tetapi lebih dari itu mengubah pendekatan secara menyeluruh.  

Berikut langkah yang dapat dilakukan yaitu: 

 

  1. Pelatihan & Sertifikasi 

Memberi pelatihan kepada tim IT internal mengenai teknologi cloud yang akan digunakan pada perusahaan/organisasi Anda. Serta dengan dukungan sertifikasi akan mendukung serta memvalidasi keahlian mereka dalam mengelola cloud.  

 

  1. Otomatisasi 

Buat otomatisasi proses provisioning dan deployment menggunakan Infrastructure as Code (IaC), dimana mengelola dan menyediakan infrastruktur IT melalui kode, tidak lagi secara manual atau menggunakan Graphical User Interface (GUI). Dengan sistem IaC, infrastruktur didefinisikan melalui format kode yang dapat diuji, dikelola, dan diterapkan secara konsisten, seperti pada pengembangan perangkat lunak.

 

  1. Menerapkan Prinsip DevOps  

Terapkan prinsip DevOps, Continuous Integration (CI), dan Continuous Development (CD) yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan, kualitas, dan efisiensi. CI/CD adalah bagian integral dari DevOps, dimana CI merupakan integrasi kode secara terus menerus, dan CD berfokus pada otomatisasi pengiriman dan penerapan kode ke berbagai lingkungan.  

 

Optimasikan Cloud-Native untuk Inovasi 

Setelah proses migrasi dilaksanakan, kemudian sistem dan aplikasi telah beroperasi dengan stabil dalam lingkungan cloud maka saatnya untuk berinovasi. Memanfaatkan layanan cloud-native untuk scale-up perusahaan/organisasi Anda. Inovasi ini dapat dipercepat dengan memanfaatkan layanan yang dirancang khusus untuk cloud environment

Beberapa layanan yang bisa dieksplorasi: 

 

  1. Auto-scaling dan container orchestration (seperti Kubernetes atau ECS) untuk efisiensi sumber daya cloud agak tidak boros. 

  2. Data analytics dengan BigQuery, Data Lake, atau AI tools untuk mendapatkan insight dari data penggunaan cloud. 

  3. Serverless computing untuk pengembangan aplikasi yang lebih cepat dan hemat biaya. 

 

Langkah ini akan membawa bisnis Anda ke level efisiensi dan inovasi yang lebih tinggi. 

 

Kesimpulan 

Migrasi ke cloud bukanlah garis akhir, tapi titik awal dari operasional yang lebih adaptif dan terotomatisasi. Untuk mendapatkan nilai maksimal dari investasi cloud, perusahaan harus memiliki strategi lanjutan setelah migrasi—mulai dari optimisasi performa, penghematan biaya, hingga penguatan keamanan dan inovasi.

 

CBNCloud siap menjadi partner Anda dalam memastikan proses pasca-migrasi berjalan sukses. Dengan pengalaman dalam mendukung berbagai industri, kami menyediakan layanan manajemen cloud end-to-end, termasuk optimisasi, security, hingga modernisasi infrastruktur. 

 

Konsultasikan bersama tim ahli CBNCloud sekarang juga